Hallo kamu, apa kabar ?
Aku disini selalu ngedoain kamu
agar selalu baik-baik saja.
Aku kangen. Kangen banget
Kalo dulu aku selalu ngomong itu
sama kamu tanpa canggung, kalo sekarang aku hanya berani mengungkapkan itu
disini. Lewat media yang bahkan mungkin tidak akan pernah kamu baca.
Pengecutkah aku ? aku tahu
sebenarnya aku tidak harus melakukan ini bahkan tidak aku lakukan, tapi sungguh
percayalah aku masih disini bersama rasa kangenku. Menunggu, menunggu kamu.
Tidakkah kau merasakan rasa
kangenku itu ? ah kuganti saja pertanyaanku. Tidakkah kau juga merindukan aku ?
kita ? masihkah kau ingat dengan kata “kita”, atau telah kau buang jauh-jauhkah
kata kita itu dari benakmu ?
Kaliini aku ingin bercerita,
dengarkan aku atau mungkin setidaknya bacalah tulisanku ini sampai selesai.
Kamu ingat ketika kita pertama
kali kenalan ?
Saat itu kamu menyapaku dengan
tingkah konyolmu itu haha, lalu sapaan itu berubah menjadi obrolan yang membuat
kita nyaman satu sama lain, setidaknya aku yang merasakan nyaman itu dan aku
tidak tahu bagaimana denganmu. Setiap hari sapaan itu menggoreskan sedikit
senyuman kecil di bibirku.
Kamu ingat ketika kita pertama
kali bertemu ?
Saat itu kamu mengajakku untuk
makan di luar. Taukah? Aku sangat malu dan jantungku berdegup kencang ketika
aku akan bertemu denganmu. Aku bingung, aku canggung dan aku aahhh sangat sulit diungkapkan. Banyak hal yang kita
bicarakan ketika itu, dan kamu rekan berbicara yang baik J
Kamu ingat apa yang terjadi
dengamu setelah kita bertemu ?
Pendapatku kamu menjadi sedikit
manis setelah itu, ucapan selamat pagi dan selamat malammu selalu ada dan aku
sangat senang haha dan aku tidak canggung lagi, cukup ku akui hari-hariku
selalu ceria pada saat itu. Daannnn.....
Kamu ingat ketika kita bertemu
(lagi)?
Kamu mengajakku keluar entah apa
rencanamu pada saat itu dan rasanya aku tidak bisa sekali untuk menolak huhu.
Kita bertemu dan mulai mengobrol seperti biasa, melihat suasana sekitar dan
kamu ingat kita melihat orang-orang yang sedang bermain ski air? Kamu ingin
bermain juga -_- haha kamu cukup bisa membuat tertawa rupanya, lalu kita
membicarakan orang yang sedang berfoto? Rekan yang baik untuk bergosip *eh.
Sore, aku mengajak pulang dan kamu pun mengiyakan. Ingat ? kamu memberiku sebuah
novel yang judulnya pun manis dan setelah itu kamu menyatakan perasaanmu
kepadaku. Kamu sangat pintar untuk memberiku kejutan rupanya, dan aku dengan
senang hati menerimanya.
Dimulailah kisah ‘Kita’ yang
indah itu, menjadi sebuah pasangan atau yang anak zaman sekarang katakan itu
pacaran. Kamu mengisi hari-hariku dengan cerita keseharianmu, tingkah konyolmu,
serta canda tawa kita. Walaupun, tak jarang kita sering bertengkar, egois satu
sama lain, atau mungkin lebih banyak aku. Maaf jika aku sering mengecewakanmu.
Ketika kau bicara kalau ‘marahin aja aku kalo ada salah’ taukah ? aku sangat
tidak ingin kita bertengkar, aku berusaha menahan emosiku ketika aku kesal,
berusaha mengurangi egoku ketika aku marah walau aku masih sering bertingkah
seperti anak kecil yang ngambekan. Itu hanya akal bulusku saja untuk mendapat
perhatianmu. Aku tidak ingin mengecewakanmu dengan emosiku jadi aku hanya bisa
diam, bertingkah seolah kita tidak ada apa-apa walau didalam hatiku menangis. Ketika
kita ada masalah dan aku hanya diam karena aku berpikir, waktu kita untuk bertemu
dan berkomunikasi saja sudah terbatas dan aku tidak ingin membuang waktu kita
untuk hal yang malah membuat hubungan kita semakin runyam. Aku salah aku tau,
sekali lagi maaf.
Maaf terlalu sering memaksakan,
maaf sudah terlalu sering menyusahkan, terlalu sering membuat kesal, terlalu
sering membuatmu bosan. Maaf aku tidak sesempurna yang kamu inginkan bahkan
mungkin berkebalikan.
Tapi aku masih sayang. Aku ingin
kita kembali, menjadi kita yang ‘bahagia’ sebelum masa kelam itu membawa
kesedihan hingga akhirnya menghapus kita sedikit demi sedikit. Maukah ?